Ekuilibrium Bumi Bagi si Jemawa
Oleh : Aprilia Cipta
the Titan’s
Curse
Judul Terjemahan : Percy Jackson dan Olimpus:
Kutukan Bangsa Titan
Pengarang : Rick Riordan
Penerjemah : Nuraini Mastura
Penerbit : Mizan Fantasi
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2014
Cetakan / edisi : Cetakan 10, Maret 2014
Jumlah Halaman : viii + 397 lembar
Buku percy Jackson
and the Olympians : the Titan’s Curse ini merupakan novel ke-tiga dari ke-lima
seri novel petualangan Percy Jackson. Buku ini merupakan karya Rick Riordan,
seorang guru sejarah dan Bahasa inggris di sekolah menengah negeri dan swasta
San Francisco Bay Area dan Texas. Di novel sebelumnya yang telah diangkat ke
layar lebar, buku ini merupakan lanjutan cerita yang menjadi sebuah hal yang
dinantikan penggemar karena berdasarkan dua film terdahulu yang memiliki alur
cerita yang berbeda dari novelnya.
Novel ini sangat
menarik untuk dibaca oleh remaja yang menyukai sebuah buku yang memiliki
rangkaian cerita yang memikat, karena novel ini merupakan cerita fantasi
peralihan dari legenda bangsa Olympia yang terkenal. Meskipun memiliki unsur
tradisonal namun dalam novel ini juga terdapat pencitraan yang penuh humor
dengan menggunakan berbagai bumbu modernisasi yang unik, seperti memakai
sedikit bahasa anak muda yang tidak alay tentunya. Pembaca akan masuk dan
merasakan bagaimana dilema sang tokoh utama yang merupakan pahlawan muda yang
tangkas, berjiwa pemimpin, dan kecerdikan yang didukung kekuatan sihir. Pembaca
akan merasakan antusias dan merasa untuk terus mengikuti jalan ceritanya. Petualangan para anak blasteran (demigod) keturunan
dewa dan dewi
terus berlanjut. Di buku ini petualangan para demigod dimulai dengan misi penjemputan
Grover sang satyr oleh Percy, Annabeth, dan Thalia di salah satu sekolah
militer dimana ia menemukan dua orang blasteran kakak beradik, Bianca Di Angelo
dan Nico Di Angelo. Namun di asrama tersebut telah bersiaga seekor monster
yang menyamar menjadi guru, yaitu Dr.Thron, seekor moster berwajah manusia
namun memiliki badan serupa harimau besar yang mempunyai ekor berduri untuk
menembakkan belatinya, yang disebut
manticore. Pertarungan tidak dapat dihindari. Ketika sang manticore terus
menyerang Thalia, Percy, Grover, dan, Annabeth, bala bantuan pun datang dari
para pemburu, pengikut dewi Arthemis. Para pemburu ingin menembaknya dengan
panah namun Annabeth masih bergelantungan di punggung manticore untuk menusuknya
dengan belati pada posisi di atas tebing, namun sang manticore malah melompat
dari tebing dan terjatuh ke dalam kegelapan. Dewi Arthemis memutuskan
untuk memburu monster yang mengancam kehancuran olympus,
sedangkan para pemburu diperintahkan untuk mengikuti Percy, Thalia, dan Grover
ke perkemahan demigod. Di perkemahan, Percy bermimpi bahwa Annabeth dalam
bahaya, dan sang dewi Arthemis telah diculik dalam misi pencarian monster
pengancam kehancuran olympus tersebut. Mimpi itu terus membuat Percy gelisah.
Ketika perkemahan sedang mengadakan turnamen tangkap bendera, tiba - tiba
kerangka sang oracle si peramal menemui para demigod dan menyampaikan
ramalannya yaitu : “Lima akan pergi ke
barat menuju dewi terantai. Seorang akan menghilang di dataran tanpa hujan.
Amukan olympus menunjukkan jejaknya. Pekemah dan pemburu bersatu akan bertahan.
Kutukan bangsa Titan harus seorang hadapi. Dan seorang akan binasa di tangan
salah satu orang tuanya.”
Ramalan dari
sang oracle lah yang menandai misi mereka selanjutnya. Berbagai macam rintangan
terus menghadapi Percy, Thalia, Grover, dan dua orang pemburu dalam misi
penyelamatan Dewi Arthemis dan Annabeth. Atlas atau disebut sang jendral,
si legenda penjunjung bumi yang menjadi otak dari penculikan sang dewi terus
berusaha membuat Percy kewalahan, namun dengan kecerdikannya, mereka akan terus
berjuang untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang menghadang. Keteguhan dan
perasaan kuat antar tokoh membuat cerita lebih mengesankan untuk terus diikuti.
Buku ini memiliki
gambar cover depan yang cocok dengan penggambaran dari tema buku tersebut,
yaitu petualangan. Gambar cover depan yang menggambarkan sesosok
pemuda yang sedang
memegang pedang, dengan latar belakang langit yang terbakar, tercermin
bahwa buku tersebut akan membuat pembaca memiliki perasaan membara
dalam mengimajinasikan perasaannya. Selain memiliki cover depan yang pas, di dalam novel
juga terdapat beberapa lembar gambar animasi yang akan membuat kita tertolong
saat sedang berimajinasi membaca buku ini. Namun sangat disayangkan karena gambar animasi ini
hanya ada maximal satu lembar saja di setiap bab-nya, dan memiliki kualitas
yang kurang realistis.
Novel
ini juga terdapat banyak sekali keunikan dalam ceritanya. Salah
satunya adalah sang tokoh utama sendiri yang merupakan anak dari dewa Poseidon
namun memiliki ibu seorang manusia. Lalu, terdapat banyak binatang ajaib dari
mitologi yunani seperti Hippocampus. Hippocampus digambarkan dengan seekor kuda
yang memiliki dua kaki depan dan bagian belakang tidak memiliki kaki namun
diganti dengan sirip ekor seperti ikan duyung yang tinggal di laut. Selain
Hippocampus ada juga Ophiotaurus, yang digambarkan dengan seekor sapi yang
memiliki badan setengah ular, yang jika dibayangkan akan membuat sebagian orang
merasa sedikit jijik. Novel
percy jackson ini mempunyai isi yang sangat kompleks. Jika dibandingkan dengan
legenda bangsa yunani yang sering kita dengar , memang seperti terlihat mudah
untuk dipahami, namun sebenarnya banyak sekali tokoh – tokoh yang jarang kita
dengar. Banyak juga kata - kata yang kurang familiar di telingga para pembaca
seperti kata dalam frasa “cahaya itu berpendar”.
Ke-asingan itu dapat membuat pembaca sulit untuk memahami isi novel tersebut.
Dengan membaca
novel ini, pembaca akan lebih mengenal dunia, lebih memiliki tingkat imajinasi
tinggi dalam perkembangan. Selain itu juga dapat mengembangkan memori otot
dimana pembaca dapat menirukan tindakan karakter yang dapat membuat kita
mengaplikasikannya ke dunia nyata sebagai tokoh protagonis karena efek cerita
yang bagus. Dapat juga membuat seseorang menjadi lebih dewasa karena
termotivasi untuk tidak mudah menyerah, percaya diri, peka terhadap perasaan
orang lain, dan bersikap bijak terhadap semua hal agar dapat terus maju untuk
mencapai impian.
yup, itu tadi resensi novel dari tugas bahasa indonesia waktu itu.
Komentar
Posting Komentar